top of page
  • Instagram - Black Circle
  • Spotify
  • YouTube - Black Circle

SEJARAH SEMA FKG UKM

A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 

Pendirian Program Studi Kedokteran Gigi diawali dengan dibentuknya tim dan panitia pembentukan Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha, dengan surat keputusan  Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha No. 10 /SK YPTKM/XII/2004,  yang bertekad memberi layanan pendidikan kedokteran gigi yang berkualitas, dengan didukung oleh sistem kerja yang memadai, dan diperkuat dengan  adanya mission statement. Dalam pembuatan mission statement ini tercakup antara lain tahapan yang terkait pengembangan Kedokteran Gigi Pencegahan.

Setelah ijin penyelenggaraan Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha (PSKG UKM) diperoleh dengan terbitnya Surat Keputusan DIKTI no. 907/D/T/2008, maka pada awal operasional secara simultan dilakukan pertemuan-pertemuan untuk menampung ide, usulan, keinginan dan impian para pemangku kepentingan (stake holder) untuk menentukan dan  menyatukan inti visi, misi dan tujuan. Wacana akan fokus pada Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan semakin mengerucut, perbaikan dan pembobotan visi,  misi dan tujuan untuk menjawab berbagai ekspektasi dari pemangku kepentingan  (stake holder), karena Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha (PSKG UKM) menyadari kekuatan dari Visi dan Misi (power of misson) dalam menjaga agar Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha (PSKG UKM) sebagai satu institusi agar selaras dengan Visi dan Misi Universitas dalam mengemban pendidikan tinggi di Indonesia.

Selaras dengan Visi dan Misi dari Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha (PSKG UKM) otonomi akademik patut dikedepankan dan menjaga keberlangsungan institusi berkenaan dengan konsistensi peminatan mahasiswa, tata kelola (Good Governance) difasilitasi dengan ketersediaan  sumber daya, dan sarana dan prasarana yang ada.

Upaya  peningkatan status program studi berkembang dalam suatu fakultas tidak luput dari persaingan global yang patut untuk diantisipasi dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community MEA/ AEC) 2015 dan keselarasan dengan keterampilan kompetensi sebagaimana dicanamgkan dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang patut dicermati.

Dengan berkembang menjadi Fakultas, di mana memperoleh otonomi akademik secara penuh, maka penyelenggaraan proses pendidikan dokter gigi bisa sangat produktif, fokus pada kinerja, memiliki ruang waktu untuk berpikir kreatif dan inovatif, mengamati dan menganalisis apa yang telah dan sedang dilakukan  untuk kemudian mengubah dan mencari solusi  yang lebih efisien dan efektif.

​

B. VISI, MISI DAN TUJUAN

VISI :

Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Kristen Maranatha menjadi fakultas terkemuka di tingkat nasional pada tahun 2020 dalam penguasaan ilmu dan teknologi Kedokteran Gigi khususnya Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dengan inisiasi, inovasi, dan edukasi untuk mencapai masyarakat Indonesia sehat

MISI :

Menyelenggarakan pendidikan Dokter Gigi berbasis kompetensi untuk menghasilkan dokter gigi yang  mampu bersaing di tingkat internasional, melalui penelitian, penguasaan teknologi dan seni, untuk  meningkatkan derajat kesehatan Gigi dan Mulut sebagai salah satu pilar kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas

TUJUAN:

Menghasilkan lulusan Dokter Gigi dengan kurikulum yang berpedoman pada Standar Kompetensi dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Indonesia 2011, dengan ciri:

  1. Berakhlak, professional, terampil dan andal, termasuk dalam pelayanan kedokteran gigi secara interdisiplin.

  2. Mampu menjawab tantangan perkembangan Ilmu Teknologi Kedokteran Gigi

​

C. LATAR BELAKANG ORGANISASI 

Badan Semi Otonom (BSO)

Program studi kedokteran gigi pada awalnya masih merupakan bagian dari Fakultas kedokteran, sehingga masih termasuk pada Senat Mahasiswa Kedokteran. Seluruh kegiatan yang diadakan Senat Mahasiswa Kedokteran harus diikuti oleh program studi kedokteran gigi, meskipun terdapat beberapa kegiatan yang kurang berhubungan dengan kedokteran gigi. Oleh karena itu, pada tahun 2010 mahasiswa prodi kedokteran gigi merasa membutuhkan adanya organisasi yang mewadahi seluruh kegiatan yang lebih berkaitan dengan kedokteran gigi. Akhirnya beberapa mahasiswa mengajukan adanya orgaisasi untuk prodi kedokteran gigi. SEMA Kedokteran pun menyetujui dibentuknya organisasi, dan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengurus Harian Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada tanggal 12 Februari 2010 terbentuklah Badan Semi Otonom sebagai awal pembelajaran bagi mahasiswa Prodi kedokteran gigi. Badan Semi Otonom (BSO) yang pertama di ketuai oleh Yuan Anthony, dimana BSO memiliki peraturan dan kegiatan diluar kegiatan SEMA Kedokteran, namun kegiatan masih terbatas karena masih merupakan bagian dari SEMA Kedokteran.

 

Tim Formatur – Persiapan Menuju HIMA

Tim Formatur merupakan tim yang berperan penting dalam persiapan terbentuknya HIMA Kedokteran Gigi. Tim yang diketuai oleh Yohannes Yoppy ini dibentuk atas saran dari SEMA Kedokteran yang telah menyetujui berubahnya BSO menjadi HIMA. Persiapan-persiapan tersebut meliputi visi, misi, AD/ART, GBHO, hymne serta lambang HIMA PSPDG.

Tim Formatur merupakan tim yang berperan penting dalam persiapan terbentuknya HIMA Kedokteran Gigi. Tim yang diketuai oleh Yohanes Yoppy Purnomo dengan anggotanya Yuan Anthony, Andzar Firdaus, Veplia Yanti, Audrey Larasati, Hernindya Dwifulqi ini dibentuk atas saran dari SEMA Kedokteran pada saat Musang tahun 2010 yang menyetujui agar Kedokteran Gigi keluar dari struktural SEMA Kedokteran. Tujuan utama dari Tim Formatur adalah pembentukan organisasi mandiri dari Fakultas Kedokteran Gigi dengan mempersiapkan segala sesuatunya seperti visi, misi, AD/ART, GBHO, Hymne, lambang HIMA PSPDG, dll.

Selama 3 tahun, tim formatur telah melakukan berbagai macam persiapan dengan melalui berbagai macam masalah dan hambatan, akhirnya kami mengajukan surat permohonan pengunduran diri sebagai BSO kepada SEMA FK pada tanggal 14 Mei 2013 sebelum mendeklarasikan diri sebagai HIMA PSPDG UKM (Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Kristen Maranatha).

Musang perdana mahasiswa Kedokteran Gigi dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2013. Naskah Deklarasi disusun oleh Yohanes Yoppy Purnomo dan disetujui oleh seluruh anggota Tim Formatur kemudian diserukan bersama-sama oleh seluruh anggota HIMA yang datang. Dengan terbentuknya HIMA PSPDG maka masa jabatan Tim Formatur pun selesai dalam Musang tersebut.

 

Himpunan Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi

Seiring berjalannya waktu, sumber daya mahasiswa semakin banyak. Hal ini membuat BSO saja dirasa belum cukup untuk menampung seluruh aspirasi mahasiswa. Akhirnya pada tahun 2013 terbentuklah HIMA Kedokteran Gigi. Mulanya, pembentukan HIMA Kedokteran Gigi tidak begitu didukung oleh SEMA Kedokteran karena adanya HIMA Kedokteran Gigi, berarti harus ada HIMA Kedokteran dimana kedua organisasi ini mengayomi program studi yang berbeda. Namun akhirnya setelah melalui proses rapat, SEMA Kedokteran menyutujui adanya HIMA Kedokteran gigi.

Menjadi HIMA berarti memisahkan kegiatan organisasi dengan SEMA Kedokteran. Oleh karena itu, persiapan telah dilakukan setahun sebelumnya, dengan adanya tim formatur yang mengatur dasar-dasar dari organisasi tersebut.

HIMA memiliki garis tegas dengan SEMA Kedokteran gigi yang artinya HIMA masih bertanggung jawab kepada SEMA Kedokteran gigi. HIMA disahkan pada Musyawarah Anggota dengan Audrey Larasati sebagai ketua. Pada waktu ini pula PSPDG memisahkan diri dalam kegiatan MEDFOS dan membuat kegiatan serupa yaitu DENTFOS.

 

Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi 

Terbentuknya HIMA PSDG ternyata tidaklah lama, karena setahun kemudian program studi pendidikan kedokteran gigi berpisah dengan kedokteran umum dan menjadi fakultas kedokteran gigi pada tahun 2014 setelah MUSANG dengan SEMA FK yang mengesahkan bahwa SEMA resmi berpisah dengan SEMA FK dan membentuk SEMA sendiri. Meski begitu, disahkannya perubahan nama HIMA PSPDG menjadi SEMA FKG baru di sahkan pada MUSANG ke III PSPDG UKM. Pada MUSANG tersebut AD/ART SEMA  juga disahkan serta mengalami sedikit perubahan pada lambang organisasi.

Terbentuknya SEMA memberikan banyak kemudahan dan keuntungan khususnya bagi mahasiswa kedokteran gigi. SEMA tidak lagi harus bertanggung jawab kepada SEMA kedokteran melainkan langsung kepada dekan fakultas.

Persatuan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (PSMKGI)

Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi Indonesia (PSMKGI) merupakan perkumpulan mahasiswa kedokteran gigi seluruh Indonesia yang memiliki tujuan yang sama.

Pada awal terbentuknya BSO, Maranatha belum mengetahui adanya PSMKGI. Setelah mencari, akhirnya Yuan Anthony selaku ketua BSO pada saat itu memberanikan diri untuk bertanya seputar Persatuan Senat Mahasiswa Kedokteran Gigi (PSMKGI) melalui website resmi PSMKGI, dimana direspon dengan sangat baik oleh sekretaris jendral PSMKGI dengan memberikan surat undangan untuk mengikuti Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Nasional (LKMMNas). Maka dari itu, ditunjuklah lima orang perwakilan dari Universitas Kristen Maranatha untuk menghadiri LKMMNas tersebut. Setelah itu, UK Maranatha diangkat menjadi anggota tidak tetap dari PSMKGI karena persyaratan menjadi anggota tetap PSMKGI adalah mengikuti dua kali acara PSMKGI sebelum Musyawarah Nasional (MUNAS) diadakan. Oleh karena itu, pelantikan UK maranatha menjadi anggota tetap ditunda hingga MUNAS berikutnya. UK maranatha sah menjadi anggota tetap PSMKGI pada MUNAS XII di Bali pada masa kepengurusan Devid Aditya.

D. PERJALANAN ORGANISASI

  1. Yuan Anthony (2010-2011)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Merupakan ketua BSO pertama, dimana kegiatan organisasi ini masih berupa inisiasi. Kegiatan – kegiatan yang diinisiasikan pada masa kepengurusan Yuan adalah inagurasi dan acara musik untuk menyambut mahasiswa baru. Yuan juga merupakan mahasiswa yang mendaftarkan PSPDG UK Maranatha menjadi anggota PSMKGI dan APDSA. Belum banyak kegiatan pada masa ini karena masih banyak yang harus dipelajari dan juga kurangnya SDM. Susunan secara struktural masih belum rapi dan masih belajar mengenai administrasi. Birokrasi pada periode ini juga masih berbelit dan pendanaan cukup sulit sehingga sulit untuk membuat banyak kegiatan.

 

2. Ramdan Tresna (2011-2012)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Struktur organisasi Ramdan sedikit berbeda dengan sebelumnya karena pada periode ini tidak memiliki wakil ketua melainkan digantikan oleh kesekretariatan. Divisi kesekretariatan ini dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal dimana kesekretariatan-eks mengurus PSMKGI, APDSA dan Humas.

Pada periode ini kegiatan sudah mulai berkembang tetapi dirasa masih belum maksimal. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan adalah SONDE (Sound of Dentistry) yang merupakan acara inagurasi, penggalangan dana untuk korban banjir, lomba poster (ditujukan untuk kalangan Maranatha saja), serta lomba fotografi siswa kedokteran se-Asia Tenggara yang dijalankan bersamaan dengan seminar yang diadakan oleh PSPDG UK Maranatha. Pada periode ini pertama kalinya mengirimkan delegasi untuk APDSA. Namun ada beberapa kegiatan yang belum tercapai misalnya bakti sosial karena birokrasi yang rumit dan dana yang sulit.

 

3. Devid Aditya (2012-2013)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Devid Aditya merupakan ketua BSO yang terakhir karena setelah kepengurusan ini BSO diubah menjadi HIMA PSPDG. Pada periode ini, selain menjadi ketua BSO Devid juga bertugas sebagai koordinator Institusi Maranatha untuk PSMKGI yang baru dilantik sebagai anggota tetap. Meskipun bertugas sebagai koordinator institusi, Devid mengaku lebih fokus pada internal BSO.

Terdapat program unggulan yang telah diinisiasi dan masih dijalankan sampai sekarang yaitu DENTY. Kala itu, pengajar denty adalah kakak asuh angkatan tersebut. Dana yang digunakan untuk denty juga merupakan dana dari mahasiswa karena permintaan untuk mendanai kegiatan masih sulit untuk dikabulkan. Pada periode ini juga terdapat unit kegiatan mahasiswa milik PSPDG sendiri yaitu FC-dent.

Ada beberapa kesulitan lain selain permintaan dana untuk kegiatan, yaitu ijin untuk mengajukan delegasi untuk APDSA dan IADS karena dirasa terlalu jauh. Selain itu, seluruh kegiatan harus terlebih dahulu melalui SEMA FK sehingga membuat kegiatan kurang diprioritaskan dan prosesnya terkesan lambat

 

4. Audrey Larasati (2013-2014)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Merupakan Ketua HIMA yang juga ikut mempersiapkan terbentuknya HIMA dalam Tim Formatur. Karena masa transisi tersebut pula, masa kepemimpinan Audrey bisa dibilang lebih singkat dibanding masa jabatan selanjutnya.

Setelah menjadi HIMA, kegiatan mulai bertambah karena birokrasi yang lebih mudah. Seluruh dana kegiatan yang dibutuhkan juga disetujui dan diturunkan ke HIMA. Namun permintaan ruangan untuk menunjang kegiatan belum direalisasikan karena tempat yang di sediakan terlalu jauh dari lingkungan belajar FKG.

Pada periode ini kelengkapan organisasi seperti bendera di buat, juga pertama kalinya DENTFOS (orientasi siswa) berpisah dengan MEDFOS.Selain kegiatan-kegiatan yang sudah ada sebelumnya yang dilanjutkan seperti denty dan baksos, terdapat kegiatan yang khas pada periode ini yaitu dies natalis yang menyelenggarakan bazaar, baksos, dan lomba.

Dengan kinerja yang memuaskan, Audrey mengaku memang lebih mendahulukan kegiatan dan hubungan internal HIMA PSPDG. Ketua HIMA ini mengaku sering mengajak anggotanya untuk pergi bersama dan juga pernah mengadakan makrab di sebuah villa dengan senior lain untuk membahas organisasi. Hal ini membuat hubungan internal periode ini lebih kompak dan memiliki satu visi dan misi

 

5. Adelina Sihite (2014-2015)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Merupakan ketua BPH yang masa kepemimpinannya merupakan masa transisi dari HIMA ke SEMA. Dentfos yang dilakukan pada periode ini mulai memperkenalkan organisasi sebagai SEMA FKG UKM bukan lagi HIMA PSPDG. Dengan adanya pergantian menjadikan beberapa hal menjadi rancu karena AD/ART masih merupakan AD/ART HIMA dimana HIMA masih merupakan SEMA FK sedangkan SEMA FKG sama sekali sudah berpisah.

Program yang dikerjakan sama seperti periode sebelumnya. Namun pada periode ini, pertama kalinya diadakan camping untuk penutupan Dentfos bersama beberapa dokter, koass, panitia dan peserta yang sangat disetujui dan di dukung oleh dekan fakultas kedokteran gigi.

Pada periode ini mulai terasa mudahnya dana yang diberikan untuk kegiatan-kegiatan seperti dentfos, pendelegasian PSMKGI, dll. karena RAB langsung diberikan dari SEMA ke dekan lalu langsung disampaikan ke wakil Rektor (tidak berbelit-belit).

 

6. Bagas Adi (2015-2016)

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Pada periode kepengurusan ini, Bagas lebih memberatkan pada kegiatan internal. Program kerja yang sebelumnya sudah pernah ada dilanjutkan pada periode ini. Namun tidak hanya dnegan FKG saja, periode ini memiliki kegiatan dengan fakultas lain seperti bakti social yang diadakan bersama senat fakultas psikologi. Pada tahun ini telah menginisiasi perlombaan olahraga antar Fakultas Kedokteran Gigi se-kota Bandung

© 2023 by Phoenix Bulldogs Team. Proudly created with Wix.com

bottom of page